Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
Tanya Jawab bersama
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat الله حفظه
MUKADDIMAH
Pembahasan mengenai hadits ahad dan hubungannya dangan aqidah, atau hukum dan aqidah,
itu tidak pernah dibicarakan oleh generasi pertama, kedua maupun ketiga. Khususnya para sahabat tidak pemah memilah atau membagi-bagi hadits, seperti pembagian yang dilakukan oleh sebagian ahli bid’ah bahwa hadits ahad hanya terbatas untuk hukum, sedangkan hadits mutawatir dapat dipakai untuk aqidah. Pembagian seperti ini tidak pernah dikenal, kecuali oleh ahli bid’ah, seperti Mu’tazilah. Dan fikrah ini terus berkembang sampai pada awal abad kedua puluh, hingga timbul Mu’tazilah gaya baru, atau yang kita kenal dangan Hizbut Tahrir.
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
Jadi pembagian yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir, bahwa hadits ahad tidak bisa dipakai dalam aqidah, merupakan pembagian yang muhdats (bidah). Ini bisa dilihat dari beberapa segi.
Berdasarkan nash Al Qur’an, banyak ayat (firman Allah) yang dijadikan dalil oleh Imam Syafi’i.
Diantaranya tersebut dalam kitab Ar Risalah, bahwa khabar ahad itu diterima. Demikian juga dari hadits-hadits yang akan kita lihat. Diantaranya, bahwa Rasulullah mengutus sebagian sahabat orang per orang untuk menyampaikan Islam.
Pembagian yang dilakukan Hizbut Tahrir tersebut bertentangan dangan Ijma’ para sahabat.
Para sahabat tidak pernah menolak hadits yang disampaikan oleh satu sahabat yang lain yang berkenaan dangan aqidah dan contoh tentang ini banyak sekali. Bertentangan dangan kaidah ilmu hadits, yang dapat menunjukkan kebodohan mereka. Memang, perlu diketahui bahwa ahlul bid’ah itu menegakkan manhaj mereka atas dasar kebodohan dan hawa nafsu. Sedangkan Ahlus Sunnah menegakkan manhaj di atas dasar ilmu dan keadilan.
Tampak sangat jelas kebodohan HT yang menolak khabar ahad untuk aqidah, karena hadits
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam berbicara tentang Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam untuk menjelaskan Al Qur’an. Tentunya, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah dinul Islam. Alloh berfirman :
و أَ نَ زْ لَ نْ اَ إ لِ يَ كْ الذ كِّ رْ ل تِ بُ يَ نِّ ل لِن اَّس م اَ ن زُ لِّ إ لِ يَ هْ مِْ
و لَ عَ لَ هَّ مُ ي تَ فَ كَ رَّ وُ نَْ
Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an, agar kamu menerangkan kepada ummat manusia
apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (QS An Nahl : 44).
Ayat yang mulia ini, memberkan sejumlah faidah, hukum dan qawaid. Diantaranya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam diperintahkan oleh Allah untuk menjelaskan Al Qur’an. Penjelasan Beliau tentang Al Qur’an ini, agar manusia faham dangan apa yang dimaksudkan oleh AllahPenjelasan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam sangat luas, meliputi apa yang ada dalam Al Qur’an, bahkan yang tidak disebutkan secara terperinci di dalamnya, meskipun secara mujmal (global) terdapat di dalam Al Qur’an. Karena itu, ulama membagi Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjadi beberapa bagian. Pendapat ini disampaikan oleh ulama,
2 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
diantaranya Imam Syafi’i, kemudian dinukil Imam Baihaqi di dalam kitabnya Al Madkhal, dan
Imam Suyuthi di dalam kitab Miftahul Jannah.
1. Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengamalkan atau memerintahkan apa yang
diperintahkan oleh Allah.
Misalnya, Allah memerintahkan shalat, maka Beliaupun ikut
memerintahkan shalat. Allah mengancam orang yang meninggalkan shalat, Beliupun ikut
mengancam. Dan begitu seterusnya.
2. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam, menjelaskan apa yang mujmal di dalam Al Qur’an atau
Beliau memberikan tambahantambahan,
seperti wudhu, tentang makanan yang diharamkan
yang tidak disebutkan di dalam Al Qur’an kecuali beberapa macam, dan lain-lain.
3. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam memerintahkan atau melarang sesuatu yang sama sekali
tidak ada keterangannya di dalam Al Qur’an, tetapi secara mujmal atau mutlak terdapat dalam
Al Qur’an, yakni perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala agar taat kepada Beliau. Allah
memerntahkan agar kita taat kepada Allah dan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Salam, disebutkan
di dalam Al Qur’an kurang lebih di 44 tempat. Diantaranya:
و مَ اَ ء اَت كَ وُ الر سَ وُ لْ ف خَ ذُ وُه و مَ اَ ن هَ اَك مُ ع نَ هْ ف اَن تْ هَ وُ اْ
و اَت قَّ وُ الله إ نِ الله ش دَ يِ دْ الع قِ اَبِ
Dan Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah, dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya, Allah sangat
keras hukumanNya. (QS Al Hasyr : 7).
Ayat ini bersifat mutlak, memerintahkan kita untuk menerima yang datang dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam, walaupun tidak tertulis di dalam Al Qur’an. Misalnya, seperti
haramnya cincin emas serta kain sutera bagi kaum pria, dan lain sebagainya.Ini merupakan
Sunnah dan penjelasan Beliau terhadap Al Qur’an. Dari sini, kita mengetahui bahwa Sunnah
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam tidak hanya berbicara tentang satu hukum. Jika Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa Salam berbicara tentang satu hal -misalnya tentang shalat, zakat, jual
beli- tidak hanya terbatas pada hukum tersebut, tetapi mencakup hukum yang lain, karena ini
merupakan penjelasan Beliau terhadap Al Qur’an dan Islam secara keseluruhan. Karena itu, Al
Qur’an sangat membutuhkan kepada hadits, dan tidak sebaliknya.
3 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
Nanti kita akan melihat contoh, bahwa dalam satu hadits kadang berbicara tentang aqidah,
akhlak, kisah, hukum dan lain-lain. Sehingga dari satu hadits, kita dapat mengambil faidah yang
banyak, puluhan bahkan ratusan. Sehingga, jika kita katakan bahwa hadits ahad tidak dipakai
untuk aqidah, maka sebagian besar aqidah akan tertolak.
Kita lihat lagi kejahilan Hizbut Tahrir. Mereka hanya mengikuti hawa nafsu. Diantara
kebodohannya, mereka tidak bisa mengetahui adanya keterikatan antara aqidah dan hukum.
Padahal keterikatan antara keduanya sangat erat, tak terpisahkan. Karena, kalau
memisahkannya, berarti kita menetapkan sesuatu tanpa iman. Misalnya hukum haramnya
khamr. Dan menetapkan keharaman khamr itu dangan keyakinan, yang demikian ini
merupakan aqidah. Mustahil kita menetapkan hukum tanpa keyakinan bahwa itu telah
ditetapkan keharamannya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi, pemisahan antara aqidah dan
hukum merupakan satu kerancuan dalam beragama, jauh dari nur Al Qur’an dan Sunnah.
Hizbut Tahrir dan kawan-kawannya juga tidak istiqamah dalam menjalankan ajaran mereka.
Ada sesuatu yang lucu. Kalau mereka mengatakan bahwa hadits ahad tidak bisa diterima
dalam aqidah, maka konsekwensinya, jika mereka menyampaikan materi dalam ta’lim, atau
manakala menulis kitab, dan khabarnya wajib mutawatir maka tidak boleh satu orang. Ini sesuai
dangan teori mereka. Akan tetapi, kenyataannya ustadz-ustadz mereka menyampaikan materi
aqidah seorang diri, begitu juga ketika menulis.
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD
Sering terjadi, apa yang disangka oleh Hizbut Tahrir sebagal hadits ahad, ternyata bukan ahad.
Sebagai contoh tentang adzab kubur. Bahkan mereka sering menyampaikan pengingkarannya
terhadap adzab kubur. Padahal hadits tentang masalah ini mutawatir maknawi. Dan masih
banyak contoh lainnya.
Hadits apa saja yang mereka tolak? Ini harus diteliti terlebih dahulu, apakah termasuk khabar
ahad ataukah mutawatir? Demikian jika kita mengikuti teori mereka. Tetapi ternyata mereka
tidak paham yang dimaksud dangan ahad dan mutawatir.
4 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
Di depan sudah disampaikan, jika kita menerima teori mereka, maka sebagian besar aqidah
akan tertolak. Contoh-contoh hadits ahad yang diterima, disepakati dan dijadikan dalil oleh para
ulama dari zaman ke zaman, yang di dalamnya disamping berbicara tentang aqidah, tetapi juga
hukum, atau yang lainnya. Karena keduanya berkaitan. Contohnya, kita lihat satu per
satu.Contoh pertama, hadits 1 yang kami bawakan dan Shahih Bukhari, yaitu sebuah hadits
ahad dan gharib.
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امريء ما نوى ، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته
إلى الله ورسوله ، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر
إليه
Sesungguhnya amal itu dangan niat, dan sesungguhnya bagi masing-masing orang apa yang
dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia yang akan ia dapatkan atau kepada
perempuan yang akan dia nikahi maka (hasil) hijrahnya adalah apa yang dia niatkan
(Muttafaqun ‘alaih).
Apakah hadits ini tidak berbicara tentang aqidah? Bahkan hadits ini berbicara tentang salah
satu diterimanya amal, tentang ikhlas yang merupakan syarat diterimanya amal seseorang.
Hadits ini, jelas merupakan hadits ahad, dan termasuk ke dalam bagian hadits gharib, karena
tidak diriwayatkan, kecuali dari jalan Umar bin Khaththab. Dan tidak ada yang meriwayatkan
darinya, kecuali Al Qamah bin Waqqash Al Laitsi. Dan tidak ada yang meriwayatkan darinya
kecuali Muhammad bin Ibrahim At Taimi. Dan tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali
Yahya bin Sa’id Al Anshari. Kemudian dari beliau ini diriwayatkan oleh puluhan perawi, bahkan
mungkin ratusan. Awalnya mutawatir, akhirnya ahad dan gharib. Ini salah satu contoh hadits
yang diterima oleh para ulama, bahkan hampir sebagian besar ulama.Contoh kedua, yaitu
hadits nomor 7, yang diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari. Hadits yang panjang, berbicara
tentang hukum, aqidah, adab dan lain-lain. Yaitu hadits tentang kisah Hiraklius. Hadits ini telah
diterima oleh para ulama. Di dalamnya diceritakan, Hiraklius bertanya kepada Abu Sufyan,
yang ketika itu ia masih musyrik, berkaitan dengan dakwah Rasulullah. Diantaranya, Hiraklius
bertanya kepada Abu Sufyan
ماذا يأمركم قلت يقول اعبدوا الله وحده ولا تشركوا به شيئا واتركوا ما يقول آباؤكم
ويأمرنا بالصلاة والصدق والعفاف والصلة
5 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
Apa yang diperintahkan oleh Muhammad kepada kalian? Aku (Abu Sufyan) menjawab,
‘Muhammad mengatakan. ‘Sembahlah Allah semata dan janganlah kalian menyekutukan-Nya
dangan sesuatu apapun, tinggalkanlah apa yang dikatakan (diyakini) oleh bapak-bapak (nenek
moyang) kalian’. Muhammad (juga) menyuruh kami untuk shalat, zakat, jujur, menjaga harga
diri dan menyambung tali silaturrahim…
Apakah yang dimaksudkan dalam hadits ini bukan aqidah? Demikian ini aqidah, dan hadits ini
juga merupakan hadits ahad dan bukan mutawatir. Bahkan dalam hadits yang mulia ini tercapat
surat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, yaitu:
بسم الله الرحمن الرحيم من محمد عبد الله ورسوله إلى هرقل عظيم الروم سلام على من اتبع
الهدى أما بعد فإني أدعوك بدعاية الإسلام أسلم تسلم يؤتك الله أجرك مرتين فإن توليت
فإن عليك إثم الأريسيين و يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم أن لا نعبد
إلا الله ولا نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله فإن تولوا فقولوا
اشهدوا بأنا مسلمون
Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya kepada Hirakla
(Hiraklius) pembesar Romawi, keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk, amma ba’du.
Sesungguhnya aku mengajakmu dangan ajakan Islam, islamlah! Engkau pasti akan selamat
dan Allah akan memberikan kepadamu balasan dua kali lipat. Jika engkau berpaling, maka
engkau akan menanggung dosa-dosa rakyatmu. (Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Salam membawakan ayat, yang artinya.) Katakanlah. “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang)
kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa
tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dangan sesuatupun dan tidak
(pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagal llah selain Allah. Jika mereka
berpaling maka katakanlah kepada mereka . “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS
Ali Imran:64).
Surat ini mengajak Hiraklius untuk masuk Islam, kembali ke agama tauhid. Apakah seperti ini
bukan aqidah? Demikian ini adalah masalah aqidah. Bahkan dalam hadits ini terkumpul
masalah akhlak, hukum, aqidah dan sebagainya. Kalau hadits ahad tidak bisa dijadikan sebagal
hujjah dalam masalah aqidah, maka hadits yang mulia ini tertolak.Contoh ke tiga, hadits nomor
6 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
8 di dalam Shahih Bukhari. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dan yang lainnya.
Hadits ini ahad. Tetapi sepengetahuan kami, hadits ini masyhur, yaitu dari jalan Ibnu Umar,
قال رسول الله صلى الله عليه وآل وسلم : بني الإسلام على خمس : شهادة أن لا إله إلا الله
وأن محمد ا رسول الله ، وإقام الصلاة ، وإيتاء الزكاة ، وحج البيت ، وصوم رمضان
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, ‘Islam dibangun di atas lima asas (yaitu)
syahadat (persaksian) bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan syahadat
bahwa Muhammad itu Rasulullah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, haji dan puasa
ramadhan (dalam riwayat lain puasa ramadhan baru haji).
Bukankah hadits ini telah disepakati oleh para ulama dan diterima dari zaman ke zaman?
Hadits ini menjelaskan tentang rukun-rukun Islam, dan diawali dangan syahadat. Apakah ini
bukan masalah aqidah? Di sini kita melihat lagi bahwa satu hadits, selain berbicara masalah
aqidah, juga masalah hukum.Contoh ke empat, yaitu hadits nomor 9, di dalam Shahih Bukhari.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dan yang lainnya. Hadits ini, selain ahad juga
gharib, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال الإيمان بضع وستون شعبة والحياء شعبة من الإيمان
Dari Nabi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, ‘iman itu ada enam puluh cabang lebih
dan rasa malu merupakan salah satu cabang iman.
7 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
Hadits ini menjelaskan tentang cabang keimanan, Yakni, iman itu mempunyai enam puluh
cabang lebih. Dan di riwayat Imam Muslim,
الإيمان بضع و سبعون أو بضع وستون شعبة فأفضلها قول لا إله إلا الله وأدناها إماطة
الأذى عن الطريق والحياء شعبة من الإيمان
iman itu tujuh puluh cabang lebih, Yang paling tinggi adalah ucapan laailaha illallaah, dan, yang
paling rendah ialah menyingkirkan, gangguan dari jalan, dan malu merupakan, salah satu
cabang iman.
Hadits ini juga berbicara tentang aqidah, hukum, akhlak dan adab, seperti menghilangkan
gangguan dari jalan. Padahal ini merupakan hadits ahad dan gharib. Jikalau kita menerima
kaidah mereka (Hizbut Tahrir), maka tertolaklah hadits ini, karena tidak diriwayatkan secara
mutawatir.Contoh ke lima, hadits yang ke 14 dan 15. Ini juga merupakan hadits ahad, berbicara
tentang aqidah. Yaitu kecintaan kepada Rasulullah dan cara mencapai kesempurnaan cinta
kepadanya. Diriwayatkan dari jalan Abu Hurairah
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال فوالذي نفسي بيده لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه
من والده وولده
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, Demi Dzat yang jiwaku
berada di tanganNya, tidak akan beriman (sempurna keimanan) salah seorang diantara kalian
sampal aku lebih dicintal daripada bapak dan anaknya.
8 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
Dan hadits nomor 15, dari jalan Anas:
قال النبي صلى الله عليه وسلم لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس
أجمعين
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, Tidak akan beriman (tidak akan sempurna
keimanan) salah seorang diantara kalian sampal aku lebih dicintal daripada bapak dan anaknya
dan semua orang.
Ini juga berbicara tentang aqidah.Contoh ke enam, hadits nomor 16, tentang kelezatan atau
manisnya iman yang dapat dirasakan oleh seseorang.Diriwayatkan dari Anas dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Salam
ثلاث من كن فيه وجد حلاوة الإيمان أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما وأن يحب
المرء لا يحبه إلا لله وأن يكره أن يعود في الكفر كما يكره أن يقذف في النار
Ada tiga hal, jika ketiganya terkumpul pada diri seseorang maka ia akan mendapatkan
manisnya iman; (yaitu) Allah dan Rasulnya lebih dicintal daripada selain keduanya, mencintal
seseorang, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah dan benci kembali kepada kekufuran
sebagaimana dia benci dilempar kedalam api neraka.
Hadits ini juga berbicara tentang cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan juga keimanan. Bahwa
9 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
iman itu punya rasa. Demikian ini adalah masalah aqidah.Contoh tujuh, hadits nomor 26.
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سئل أي العمل أفضل فقال إيمان بالله
ورسوله قيل ثم ماذا قال الجهاد في سبيل الله قيل ثم ماذا قال حج مبرور
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah pernah ditanya: “Amal apakah yang paling
afdhal?” Beliau: menjawab, Iman kepada Allah dan RasulNya. ” Kemudian ditanya lagi, Lalu
apa lagi ?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab, Jihad dl jalan Allah’. Kemudian
ditanya lagi, ‘Lalu apa lagi ?’ Beliau menjawab, Haji yang mabrur ‘
Hadits yang mulia ini menjelaskan tentang iman. Bahwa iman itu masuk dalam bagian amal,
dan amal itu masuk dalam bagian iman. Oleh karena itu, Imam Bukhari memberikan Bab : Man
Qaala Annal Iman Huwal Amal, bahwa amal itu masuk dalam iman. Sehingga, ketika Nabi
ditanya tentang amal yang paling afdhal, Beliau menjawab iman kepada Allah.Hadits ini telah
diterima oleh semua ulama Ahlus Sunnah untuk menetapkan, bahwa amal itu masuk dalam
bagian iman. Yang tentunya akan menjelaskan kepada kita, bila iman itu bisa bertambah
karena perbuatan ta’at, dan bisa berkurang karena perbuatan maksiat.
Contoh ke delapan, hadits nomor 32, darijalan Abdullah bin Mas’ud.
لما نزلت { الذين آمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم } قال أصحاب رسول الله صلى الله عليه
وسلم أينا لم يظلم فأنزل الله { إن الشرك لظلم عظيم }
10 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
Ketika turun firman Allah (yang artinya) Orang-
orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dangan kezhaliman (syirik), mereka Itulah orang-orang yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk
. (OS. Al An’am 82), para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam berkata, Siapakah
diantara klta yang tidak berbuat zhalim?’ lalu Allah menurunkan firman-Nya (yang artinya),
sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezhaliman yang besar
.
Ketika ayat Al An’am 82 diturunkan, para sahabat merasa susah dan berat. Mereka
mengatakan, siapakah diantara kita yang tidak menzhalimi dirinya? Maka Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjelaskan kepada mereka, bahwa bukan itu yang dimaksud;
tidakkah kalian mendengar perkataan Luqman kepada anaknya? Jadi zhulm (kezhaliman) di
sini, maksudnya adalah syirik. Ini juga berbicara tentang aqidah, antara tauhid dan
syirik.Contoh ke sembilan, hadits no. 39, dari Abu Hurairah
إن الدين يسر
Sesungguhnya agama ltu adalah mudah
Ini juga berbicara tentang aqidah, bahkan berbicara tentang agama ini secara keseluruhan.
Bahwa ajaran Islam, pengamalan dan dakwahnya adalah mudah. Apakah ini tidak berbicara
aqidah? Hadits ini berbicara tentang Islam, dan tentunya kaffah. Sebagaimana Allah
memerintahkan kepada kita untuk masuk Islam secara kaffah (menyeluruh).Contoh ke sepuluh,
hadits nomor 50. Yaitu hadits tentang Jibril yang datang kepada Nabi lalu bertanya Islam, iman
dan ihsan, dan di Shahih Bukhari diringkas.
ما الإيمان قال أن تؤمن بالله وملائكته وبلقائه ورسله وتؤمن بالبعث قال ما الإسلام قال
الإسلام أن تعبد الله ولا تشرك به وتقيم الصلاة وتؤدي الزكاة المفروضة وتصوم رمضان قال
ما الإحسان قال أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك
11 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
Apakah iman ? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, ‘iman adalah engkau beriman
kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dangan-Nya, para rasul-Nya dan
beriman kepada harl kebangkitan.’ Jibril bertanya, Apakah Islam? Rasulullah bersabda, ‘Islam
adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat yang walib, puasa Ramadlan.’ Jibril bertanya, Apakah
lhsan? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, ‘Ihsan adalah engkau beribadah
kepada Allah seakan-akan
engkau melihat-Nya, jika engkau tidak bisa melihat-Nya maka
sesungguhnya Dia melihatmu …
Hadits ini termasuk ahad.Contoh ke sebelas, hadits nomor 53, yaitu hadits tentang utusan
Abdul Qais yang datang kepada Rasulullah, lalu menyambut mereka dan memerintahkan
kepada mereka empat perkara dan melarang dari empat perkara.
أمرهم بالإيمان بالله وحده قال أتدرون ما الإيمان بالله وحده قالوا الله ورسوله أعلم
قال شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصيام
رمضان وأن تعطوا من المغنم الخمس
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam memerintah mereka agar beriman kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala semata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bertanya, ‘Tahukah
kalian, apakah beriman kepada Allal semata itu? Mereka menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih
tahu. Beliau menerangkan, syahadat (persaksian) bahwa tidak ilah yang haq kecuali Allah dan
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam itu Rasulullah, menegakkan shalat, memberikan zakat,
puasa Ramadlan dan memberikan seperlima dari ghanimah…
Ini juga berbicara tentang iman.Contoh ke duabelas, hadits nomor 1331, dan di beberapa
tempat lainnya, dari jalan Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu
12 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
أن النبي صلى الله عليه وسلم بعث معاذا رضى الله تعالى عنه إلى اليمن فقال ادعهم إلى
شهادة أن لا إله إلا الله وأني رسول الله فإن هم أطاعوا لذلك فأعلمهم أن الله قد افترض
عليهم خمس صلوات في كل يوم وليلة فإن هم أطاعوا لذلك فأعلمهم أن الله افترض عليهم صدقة
في أموالهم تؤخذ من أغنيائهم وترد على فقرائهم
Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengutus Mu’adz Radhiallahu ‘anhu ke
Yaman, lalu Rasulullah bersabda, ‘Serulah mereka kepada syahadat (persaksian) bahwa tidak
ilah yang haq kecuali Allah dan bahwasanya aku Rasulullah. Jika mereka mentaatimu dalam
hal itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka
shalat lima kali sehari semalam. Jika mereka mentaatimu dalam hal itu, maka beritahukanlah
kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat dalam harta mereka yang
diambil dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang fakir mereka.
Hadits yang mulia ini diterima oleh seluruh ulama. Apakah hadits ini bukan berbicara masalah
aqidah? Bahkan ini merupakan asas dalam Islam. Tidak ada Islam tanpa syahadatContoh
ketigabelas, dari selain Bukhari. Yaitu hadits yang masyhur dan telah diterima oleh para ulama.
إن الرقى والتمائم والتولة شرك
Sesungguhnya mantera-mantera (yang bathil), jimat dan pelet termasuk bagian syirik.
Tentunya mantera-mantera yang dimaksudkan disini adalah mantera yang bathil. Karena
13 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
ruqyah (pengobatan dangan bacaan) itu ada dua, ada yang syar’i dan yang tidak syar’i. Hadits
ini juga ahad, dan masih banyak lagi contoh-contoh tentang hadits ahad yang berkaitan dangan
aqidah, dan diterima oleh para ulama.PEMBAGIAN HADITS MENJADI MUTAWATIR DAN
AHAD
Pembagian hadits menjadi mutawatir dan ahad, memang ada dalam kaidah ilmu hadits. Namun
perlu diketahui, bahwa para ulama membagi hadits menjadi mutawatir dan ahad bukan untuk
menolak hadits.
Pembagian itu merupakan tinjauan ilmiah, berdasarkan jumlah (banyak atau sedikitnya) perawi
yang meriwayatkannya. Sebagian tinjauan mereka berdasarkan shahih dan lemahnya suatu
riwayat.
Berdasarkan jumlah perawinya, jika perawi suatu hadits itu banyak, maka para ulama
mengatakan bahwa hadits itu mutawatir, meskipun mereka masih berbeda pendapat tentang
batasan banyak atau sedikit. Juga ada definisi lain tentang mutawatir ini, yaitu jika hadits
tersebut diketahui keshahihannya dan diterima secara mutlak oleh para ulama. Definisi ini dari
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Adapun hadits ahad, yaitu hadits di bawah mutawatir. Mereka membagi menjadi:
- Gharib, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh satu orang sahabat saja, sebagaimana
hadits pada contoh pertama dan ke empat di atas.
- Aziz, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh dua orang
sahabat, walaupun lafazhnya agak
berbeda.
- Masyhur, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang sahabat yang berbeda.
Ini semua termasuk dalam bagian hadits ahad. Maka disini ada pembagian hadits menjadi
hadits shahih, hasan dan dha’if.
Jika perawinya lebih dari tiga, maka disebut mutawatir. Demikian jika mengumpulkan antara
dua definisi diatas. Contoh hadits seperti ini sangat banyak. Misalnya:
من كذب علي فليتبوأ مقعده من النار
14 / 15
CONTOH-CONTOH HADITS AHAD DALAM SHAHIH BUKHARI
Written by admin
Saturday, 04 February 2006 14:00 -
Barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat
duduknya dari neraka.
Hadits tentang azab kubur ini juga mutawatir maknawi (secara makna). Begitu juga tentang
turunnya Isa -di akhir zaman, munculnya Dajjal, haudh (telaga) Nabi, tentang bumi berlapis
tujuh. Dan masih banyak lagi contohnya.Adapun berdasarkan difinisi Syaikhul Islam, yaitu
hadits yang diketahui keshahihannya dan diterima secara mutlak oleh para ulama, bisa juga
disebut mutawatir. Ini sangat banyak sekali, terutama hadits-
hadits yang berada di shahih
Bukhari dan Muslim
(Majalah as-Sunnah Edisi Khusus/Tahun VIII/1425H/2004M)
15 / 15
Assalamu'alaikum Akhi.., saya seorang awam yg masih bingung mengenai pendapat antara ulama Salaf & ulama selainnya, tentang "Allah duduk diatas arsy" & "Alah ada di mana2 tdk bisa disamakan dg makhluk yg sdg duduk di kursi singgahsananya bak seorang Raja, sementara ada hadist yg pernah saya baca yg (kurang-lebih) artinya: "Dimanapun kita menghadap disitulah Wajah Allah..dst.." (maaf saya lupa nama perawinya). Mohon penjelasannya Akhi, Jazaakallahu Khoer..
BalasHapus