Jumat, 05 Maret 2010

KEWAJIBAN BERPEGANG TEGUH TERHADAP AS-SUNNAH DAN WASPADA TERHADAP BID’AH

Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan untuk kita agama ini dan telah mencukupkan untuk kita nikmat-Nya, serta telah meridhoi Islam sebagai agama kita.Shalawat dan salam sejahtera semoga tetap terlimpah kepada Muhammad, hamba dan Rosul-Nya yang menyeru menuju ketaatan kepada Tuhannya, sekaligus menyampaikan peringatan keras terhadap sikap berlebihan (ghuluw) bid’ah dan maksiat. Semoga shalawat dari Allah tetap terlimpah kepada beliau, kepada keluarga dan sahabat serta umat beliau yang berjalan pada garis beliau dan mengikuti ajaran beliau hingga hari kiamat.

SEBUAH MAKALAH DI MINGGUAN IDARAT (INDIA) BERMUATAN MISSI SERANGAN TERHADAP NEGARA PENDUKUNG SALAF

Telah saya telaah sebuah makalah yang dimuat di warta mingguan IDARAT (dalam bahasa Urdu) yang terbit di kota Kanvoor, sebuah kota industri di daerah Attabaradish, pada halaman muka. makalah itu bermuatan serangan lewat media massa untuk menghantam kerajaan Saudi Arabia yang hingga kini tetap berpegang pada Akidah Islam yang dianutnya, dan menyatakan perang terhadap aneka bid’ah. lebih dari itu, Makalah ini telah menunding akidah salaf, yang selama ini menjadi garis haluan Pemerintah Saudi, sabagai idiologi di luar akidah sunni. Di balik tulisan ini, rupanya penulis makalah tersebut bertujuan memecah belah golongan Ahlu-s-Sunnah wal-jamaah dan memotifasi munculnya berbagai bid’ah dan khurafat.
Tidak diragukan lagi, bahwa ini adalah suatu siasat licik dan ulah yang berbahaya yang bertujuan melecehkan Islam dan menyebar luaskan berbagai bid’ah dan ajaran sesat.
Kemudian secara jelas ,makalah itu menitik-beratkan pembahasannya pada masalah penyelenggaran acara maulid Nabi  dan menjadikan masalah ini titik tolak untuk mengorek akidah Pemerintahan Saudi.
Oleh sebab itu, saya pandang perlu mengungkap masalah ini dengan memberikan penjelasan yang semestinya, seraya memohon pertolongan dari Allah .

PERINGATAN MAULID
BUKAN DARI AJARAN AS-SUNNAH

Penyelenggaraan acara maulid Nabi  dan semacamnya, adalah tidak boleh hukumnya. Bahkan wajib di cegah. Karena hal itu adalah hal yang baru yang diada-adakan (bid’ah) dalam Islam.Rosulullah  tidak pernah melakukannya, dan tidak pernah pula memerintahkannya, baik untuk hari kelahiran beliau sendiri , atau untuk kelahiran seorang nabi dari sekian nabi yang telah wafat sebelum beliau, atau untuk hari kelahiran puteri-puteri dan istri-istri beliau, atau untuk salah seorang sanak kerabat maupun sahabat beliau.
Acara maulid ini tidak pernah pula dilakukan oleh para khulafa’ Rosyidin atau sahabat yang lain –semoga Allah melimpahkan ridho kepada mereka– atau para tabi’in, bahkan oleh para ulama’ syari’ah dan as-sunnah pada tiga generasi yang dinyatakan keunggulan mereka (generasi abad pertama, kedua, ketiga hijrah)( )Padahal merekalah generasi yang paling mengerti tentang as-Sunnah, paling cinta kepada Rosulullah  dan paling taat mengikuti syari’at beliau, dibanding generasi setelah mereka. Seandainya penyelenggaraan acara maulud ini baik, pastilah mereka telah melakukan hal itu lebih dahulu dari pada kita.

KEWAJIBAN MENGIKUTI AS-SUNNAH
DAN MENJAUHI BID’AH

Rosulullah  menyuruh kita mengikuti sunnah beliau dan melarang kita mengadakan acara ritual baru (bid’ah). Karena agama Islam telah sempurna dan cukup apa yang disyari’atkan Allah dan RasulNya, dan yang diterima sebagai tuntunan As-Sunnah oleh Ahlu-s-Sunnah wal- Jamaah, yaitu para sahabat dan tabi’in.
Di dalam hadits shahih Rosulullah saw bersabda :
من أحدث في أمرنا ما ليس منه فهو رد
artinya : “ Barang siapa mengadakan suatu amalan baru dalam Agama kami yang di luar syari’at kami. Maka amalan itu tertolak”
Hadits ini disepakati keshohihannya oleh para ulama as-Sunnah.
Dalam riwayat lain di shahih muslim
من عمل عملا لس عليه أمرنا فهو رد
artinya : “barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan syari’at kami. Maka amalnya itu tertolak”
Dalam hadits lain, beliau bersabda :
عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجد وإياكم ومحدثات الأمور فان كل محدثة بدعه وكل بدعة ضلالة

Artinya : Berpeganglah kamu sekalian pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ Rashidin setelahku. Berpegang teguhlah padanya dan gigitlah ia erat-erat dengan gigi geraham. Jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan, karena setiap amalan yang diada-adakan itu bid’ah, sedang setiap bid’ah adalah sesat” )
Rosulullah  bersabda dalam khutbah Jum’at beliau :
أما بعد، فان خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد ، وشر الأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة.
Artinya : “Selanjutnya, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah. Sebaik-baik ajaran adalah ajaran Muhammad Seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara baru yang diada-adakan. Dan setiap bid’ah adalah sesat” )
Dalam hadits-hadits yang tertera diatas terdapat peringatan keras dari mengadakan berbagai bid’ah dan penegasan bahwa bid’ah adalah sesat. Ini semua agar menjadi peringatan bagi ummat Islam tentang besarnya bahaya bid’ah, sekaligus untuk mengajak mereka menjauhi tindakan melakukan bid’ah.
Allah  berfirman :
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ سورة الحشر الآية :7
Artinya : “Apa saja yang disampaikan Rasul kepada kamu terimalah ia. Dan apa saja yang dilarangnya bagi kamu, tinggalkanlah”
Allah berfirman :
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ سورة النور الآية :63
artinya : “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan(dalam hatinya) ) atau ditimpa adzab yang pedih
Allah berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا سورة الأحزاب الآية :21
artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kamu , (yaitu) bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir, dan banyak mengingat Allah.

Allah berfirman :
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ سورة التوبة الآية :100
artinya : “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepada Allah, Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”.

AJARAN ISLAM TELAH DISAMPAIKAN RASUL DENGAN SEMPURNA

Allah berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا سورة المائدةالآية :3

Artinya : “Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah aku cukupkan kepada kamu nikmat-Ku, dan Aku telah ridhoi Islam itu jadi agama bagimu”.
Ayat ini menunjukkan secara jelas, bahwa Allah telah menyempurnakan untuk ummat ini agama mereka dan telah mencukupkan bagi mereka nikmat-Nya. Sedang Rasulullah saw tidak meninggal dunia kecuali setelah menyampaikan dakwah beliau secara paripurna. Rasulullah  pun menjelaskan bahwa segala ucapan maupun perbuatan (amalan) yang diada-adakan oleh orang-orang sepeninggal beliau dan mereka lakukan sebagai ajaran agama Islam, semua itu adalah bid’ah yang tertolak dan tercampakkan kembali kepada orang yang mengada-adakannya itu ,meskipun tujuan orang itu baik.
Para ahabat Rasullullah  dan para Ulama salaf sholih setelah mereka, menyampaikan peringatan keras terhadap bid’ah dan mengajak untuk menjauhinya. Hal itu, tiada lain karena bid’ah adalah merupakan ajaran tambahan yang dinisbahkan kepada Islam dan merupakan olah membuat-buat syari’at yang tidak dibenarkan dan tidak pula diizinkan oleh Allah, disamping hal itu merupakan tasyubbuh(perbuatan menyerupai) musuh-musuh Allah, yaitu yahudi dan Nasrani, dalam tindakan mereka menambah dan mengada-adakan hal yang baru dalam agama mereka, yang tidak dibenarkan dan tidak diizinkan oleh Allah  Lebih dari itu, tindakan bid’ah, secara tidak langsung menyeret untuk mengatakan bahwa agama Islam masih kurang dan menuduhnya tidak sempurna. Jelas-jelas ini adalah kekeliruan yang fatal dan tindakan mungkar yang sangat jelek, serta bertentangan dengan firman Allah  (اليوم أكملت لكم دينكم) disamping menyalahi hadits-haditsRasulullah yang secara nyata mengingatkan dengan keras dari berbagai bid’ah dan mengajak menjauhinya.
Dari pengadaan acara-acara maulid atau semacamnya tersimpul bahwa Allah swt belum menyempurnakan agama (Islam) untuk ummat ini, dan bahwa Rasulullah  belum tuntas menyampaikan apa yang senantiasa dilakukan oleh mereka, sehingga datanglah generasi belakangan (mutaakhkhirin) untuk mengadakan amalan baru dalam ayari’at Allah, yang hal itu tidak dibenarkan oleh Allah. Mereka mengira bahwa amalan-amalan baru yang mereka ada-adakan itu dapat mendekatkan mereka kepada Allah.
Tanpa diragukan dalam rekaan mereka ini terkandung bahaya besar disamping ia bermuatan penantangan terhadap Allah swt dan Rasul-Nya. Padahal Allah telah menyempurnakan agama ini untuk para hamba-Nya dan telah mencukupkan nikmat-Nya pada mereka. Rasulullah pun telah menyampaikan dakwah beliau sampai tuntas. Tidak ada satu jalan yang tidak beliau terangkan kepada ummat beliau.
Hal ini tertera pada hadits shahih :
عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : ما بعث الله من نبي الا كان حقا عليه أن يدل أمته علي الخير ما يعلمه لهم وينذرهم شر مايعلمه لهم (رواه مسلم في صحيحه).
Artinya : Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash –semoga Allah meridhoi mereka- berkata : “Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi kecuali Nabi itu berkewajiban menunjuki ummatnya (jalan) kebaikan yang ia ketahui untuk mereka dan menyampaikan peringatan terhadap(jalan) kejahatan yang ia ketahui berdampak buruk untuk mereka” (Hadits Riwayat Muslim dalam shahihnya) .
Secara yakin kita tahu bahwa Nabi kita  adalah Nabi yang mulia, Nabi terakhir yang paling sempurna dalam menunaikan tugas tabligh dan membina umat. Seandainya pengadaan acara maulid itu adalah termasuk ajaran Islam yang diridhoi Allah untuk para hamba-Nya, tentu Rasulullah menjelaskan kepada umat, atau tentu para Sahabat beliau melakukannya. Karena hal itu tidak pernah dijelaskan Rasulullah dan tidak pernah dilakukan oleh Sahabat beliau, maka jelaslah bahwa ia diluar ajaran Islam, bahkan termasuk ajaran-ajaran baru, yang umat ini diperingatkan oleh Rasulullah  agar tidak melakukannya, sebagaimana tertera dalam hadits-hadits diatas.
Secara tegas, sejumlah ulama’ mengatakan bahwa acara maulid dan semacamnya adalah amalan yang salah. Merekapun menyampaikan peringatan keras terhadap hal itu, sebagai pengamalan dan penerapan dalil-dalil yang tertera diatas dan lainnya.

KEMBALI KEPADA AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH
DALAM MENENTUKAN HUKUM

Sebagai mana dimaklumi dari kaidah syar’i bahwa penentuan halal atau haram dan pemutusan perselisihan dalam hal ini hendaklah dengan merujuk kepada kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya sebagaimana yang difirmankan oleh Allah 
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا سورة النساء الآية : 59
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu . Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kiamat, demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik sesudahnya”.
Allah berfirman :
وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِسورة الشورى الآية : 10
Artinya : “Apapun yang kamu perselisihkan, maka putusannya (hendaklah di kembalikan) kepada Allah”.
Jika kita kembalikan masalah penyelenggaraan maulid atau semacamnya ini kepada kitab Allah , maka kita dapati al-Qur’an menyuruh kita mengikuti Rasul  dalam segala apa yang beliau bawa. Al-Qur’an pun memberi peringatan keras terhadap apa yang beliau larang Al-Qur’an juga memberi informasi kepada kita bahwa Allah awt menyempurnakan agama, untuk umat ini, yang wajib mereka anut. Sementara, acara maulid atau semacamnya bukanlah termasuk ajaran yang dibawa oleh Rasulullah . Dengan demikian, berarti amalan ini diluar ajaran agama Islam yang sudah Allah sempurnakan untuk kita dan dia perintahkan kepada kita untuk mengikuti Rasul  dalam melaksanakannya.
Lalu, jika kita kembalikan hal ini kepada sunnah Rasulullah , maka kita pun tidak mendapati Rasulullah  melakukan atau merintahkannya. Begitu pula para Sahabat beliau-radhiallahu ‘anhum- tidak pernah melakukannya, dengan demikian kita ketahui dengan yakin bahwa pengadaan maulid atau semacamnya bukanlah dari ajaran Islam. Bahkan justru tegolong bid’ah yang diada-adakan, dan tergolong meniru secara buta kepada ahli kitab dari kalangan oarang-orang Yahudi maupun Nasrani dalam upacara-upacara hari besar mereka.
Dari keterangan diatas jelaslah bagi orang yang memiliki pemgetahuan walaupun sedikit, dan memiliki minat pada kebenaran serta memiliki sikap adil dan obyektif dalam mencari kebenaran .bahwa penyelenggaraan hari lahir, dengan segala macamnya , adalah diluar ajaran Islam bahkan tergolong bid’ah, yang kita diperintah Allah dan Rasulnya untuk meninggalkan dan berhati-hati agar tidak terpelosok didalamnya.
Seyogyanya orang yang berakal sehat tidak terperdaya oleh banyaknya orang yang melakukannya diberbagai belahan bumi ini . karena kebenaran tidaklah diketauhi lantaran banyaknya orang yang melakukannya, akan tetapi ia dikenali hanya melalui dalil-dalil syar’i
Allah berfirman tentang orang-orang Yahudi dan Nasrani :
وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ سورة البقرة الآية : 111
Artinya: “Dan merekalah (orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata: sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu (hanyalah) angan-angan kosong mereka belaka. Katakanlah: “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang benar”

Allah berfirman :
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ 
سورة الانعام الآية :116
Artinya : “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan mwnyesatkan engkau dari jalan Allah”.

BENTUK-BENTUK PENYENYIMPANGAN
DI BALIK ACARA MAULID

Pada umumnya, di samping acara-acara ini memang bid’ah, sering kali, di beberapa negara, diwarnai hal-hal mungkar lainnya, seperti campur aduknya pria dan wanita, pementasan nyanyian-nyanyian dan instrument-instrument musik, minum-minuman keras dan narkotika serta ragam buruk lainnya .
Kadang-kadang terjadi kemungkaran yang lebih besar dari itu semua , yaitu syirik besar. Syirik ini terselubung dalam sikap berlebihan (ghuluw) terhadap Rasulullah  atau terhadap para wali, pemujaan dan Pemanjatan doa kepada Nabi , permohonan selamat kepada beliau, permintaan kekuatan kepada beliau, keyakinan bahwa beliau mengetahui yang ghaib dan hal-hal lain yang menyeret pelakunya menjadi kafir.
Dalam hadits shahih Rasulullah saw bersabda :
إياكم والغلو في الدين فإنما أهلك من كان قبلكم الغلو في الدين
Artinya : “Hindarilah sikap berlebihan dalam (pengamalan) Agama, tiada lain sikap berlebihan dalam (pengamalan) Agama telah menjadikan binasanya umat sebelum kamu “.
Rasululloh juga telah bersabda
لاتطرودوني كما أطرت النصاري ابن مريم إنما انا عبد، فقولوا عبد الله ورسوله (أخرجه البخاري في صحيحه)
Artinya : “ janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebihan memuji(Isa) putera Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba. Karenanya sebutlah (aku) hamba Allah dan Rasulnya “ (Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukharidalam shohihnya).
Yang mengherankan, adalah bahwa banyak orang sibuk dan bersikeras untuk menghadiri acara-acara pertemuan maulid dan semacamnya yang bid’ah ini dan mempertahankan serta membelanya. Sementara mereka absen menghadiri sholat jum’at dan sholat jamaah yang hukumnya wajib. Mereka acuh tak mengangkat kepala sedikitpun untuk memenuhi panggilan sholat jum’at atau sholat jama’ah. Anehnya dalam kondisi seperti ini ia tidak merasa melakukan kemungkaran yang besar. Tidak diragukan, bahwa ini adalah akibat lemahnya iman , tipisnya ilmu , dan menebalnya bintik-bintik noda dihati oleh sebab berbagai dosa dan kemaksiatan. Kita panjatkan permohonan kepada Allah, kiranya dia mengaruniai kita dan segenap umat Islam kesejahteraan lahir dan batin.
Lebih aneh lagi sebagian mereka berkeyakinan bahwa Rasulullah  hadir dalam acara maulid itu. Karenanya, mereka berdiri untuk memberikan salam kehormatan dan ucapan marhaban (selamat datang).
Ini adalah suatu klimaks kebatilan dan seburuk-buruk kebodahan. Karena Rasulullah  tidaklah keluar dari kuburan beliau sebelum hari
Kiamat, dan tidak pula bekomunikasi dengan manusia, serta tidak juga menghadiri pertemuan-pertemuan yang mereka adakan. Bahkan sebaliknya, beliau menetap dikuburan sampai hari kiamat. Sedang roh suci beliau disemayamkan di tingkat teratas di “illiyyin” di istana kemuliaan ( dar al-karamah) di sisi Allah.

Allah berfirman :
ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ(15)ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ سورة المؤمنون الآية 15-16
Artinya : “kemudian kamu setelah itu benar-benar akan mati. Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan dibangkitkan”
Nabi saw bersabda :
أنا أول من ينشق عنه القبر يوم القيامه وأنا أول شافع وأول مشفع
Artinya : “Aku adalah orang yang pertama kuburnya terbelah dan terbuka dihari kiamat . Aku adalah orang yang pertama memberi syafaat dan orang pertama yang di beri wewenang untuk mmberikan syafa’at”
Ayat dan hadits di atas, juga ayat-ayat dan hadist-hadits lain yang semakna dengannya menunjukkan bahwa Nabi  dan orang-orang yang telah mati lainnya, mereka hanyalah dapat keluar dari kuburan mereka pada hari kiamat. Ini menjadi ijma’(kesepakatan) para ulama’ dan tidak ada perselisihan pendapat diantara mereka.
Oleh sebab itu , seyogyanya seorang muslim memiliki kepekaan terhadap hal-hal semacam ini, dan hendaknya waspada terhadap aneka bid’ah dan khurafat yang diada-adakan oleh orang orang bodoh atau semacamnya, yang tidak pernah Allah menurunkan hujjah yang mendukung hal itu.
Adapun beshalawat dan mengucapkan salam kepada Rasulullah  adalah termasuk ibadah yang paling utama dan salah satu dari sekian amal shalih.
Allah berfirman :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا سورة الأحزاب الآية : 56
Artinya : Sesungguhnya Allah dan Malikat-Nya bershalawaat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman , bershalawatlah untuk dia dan ucapkanlah salam penghormatan padanya”
Nabi swt bersabda :
من صلي علي واحدة صلي الله بها عشرة
Artinya : “ Barang siapa bershalawat utukku satu kali, maka Allah akan beshalawat (dengan melimpahkan rahmat-Nya) kepadanya sepuluh kali”.
Bershalawat ini disyari’atkan di segala waktu , bershalawat sangat ditekankan untuk dilakukan pada akhir setiap shalat. Bahkan menurut kebanyakan ulama’ wajib dilakukan di tahiyat akhir pada setiap shalat, dan sunnah muakkadah dilakukan dibanyak tempat , diantaranya : seusai adzan, disaat nama beliau  disebut , pada malam Jum’at dan berikutnya di hari Jum’at , sebagaimana ditunjukkan di banyak hadits.
Inilah hal-hal yang saya maksudkan untuk dijelaskan masalah ini. Kiranya cukup jelas bagi orang yang di buka dan diterangi mata hatinya oleh Allah.



MENYELENGGARAKAN MAULID BUKAN CERMIN CINTA KEPADA RASULULLAH 
Sungguh sangat menyedihkan, bahwa yang melakukan acara-acara maulid atau semacamnya yang bid’ah ini adalah umat Islam yang patuh terhadap akidahnya dan menyatakan kecintaanya kepada Rasulullah 
Kini, kami sodorkan pertanyaan kepada mereka itu : “Jika anda berpegang pada akidah sunni dan patuh kepada Rasulullah  adakah beliau atau salah seorang Shahabat beliau ataupun tabi’in yang melakukan itu ? Atau ini justru taqlid buta terhadap musuh-musuh Islam, seperti orang-orang Yahudi, Nasrani atau orang-orang yang setipe meraka ?”
Cinta kepada Rasulullah saw tidaklah tercermin pada penyelenggaraan maulid . Tetapi harus tercermin pada :
A-Kepatuhan terhadap apa yang beliau perintahkan,
B-Meyakini apa yang beliau turunkan.
C-Menjauhi apa yang beliau larang.
D-Hendaknya jangan menyembah atau beribadah kepada Allah kecuali dengan tatanan yang disyari’atkan oleh Allah (melalui Rasul-Nya).
E- Disamping itu, tanda kecintaan kepada Rasulullah hendaknya diwujudkan dengan bershalawat kepada beliau  ketika nama beliau disebut, baik saat di dalam shalat maupun pada kesempatan lain.

WAHHABI PELANJUT GERAKAN SALAF
AHLU-S-SUNNAH WA-L-JAMA’AH

Kelomapok wahhabi –demikian istilah yang dipakai oleh penulis di berita mingguan urdu itu- bukanlah kelompok baru dalam menyatakan salahnya acara-acara bid’ah semacam ini .
Akidah Wahhabi dilandaskan pada :
A-Berpegang teguh kepada kitab Allah.
B-Berpegang teguh kepada Sunnah Rasulullah.
B-Berjalan pada garis ajaran Rasul saw , dan garis ajaran Khulafa’ Rashidin setelah beliau serta para tabi’in , dan
C-Meniti jejak para ulama’ al-salaf al-sholih, para imam terkemuka dalam Islam , yaitu para ahli fiqih dan taqwa .
Inilah landasan Akidah wahhabi dalam hal Ma’rifatullah dan itsbatu-sh-Shifah ( penetapan sifat-sifat ke-Maha Sempurnaan dan ke-Maha Agungan Allah ) yang diturunkan oleh al-Qur’an dan tertera dalam hadits-hadits shahih serta yang dipegang teguh oleh para sahabat Rasul- -. Wahhabi menetapkan, mengimani dan menerima apa adanya sifat-sifat Allah itu :
- Tanpa tahrif (mengubahnya)
- Tanpa ta’thil (meniadakan ma’nanya)
-Tanpa takyif(mempertanyakan bagaimana atau mengandaikannya), dan
- tanpa tamtsil (menyerupakan dengan sifat-sifat Makhluk).
Wahhabi berpegang pada dasar-dasar aqidah yang dianut oleh para ahlul ‘ilmi wat-taqwa generasi pendahulu(salaf) dan para imam umat ini yaitu para tabi’in dan pengikut setia mereka, mereka mengimani bahwa dasar dan fondasi iman adalah :

شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله
Artinya: Kesaksian bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh.
Syahadat ini adalah dasar iman , ia harus mengandung ilmu (pengertian dan keyakinan), amal(tindakan) dan pernyataan lesan, sebagaimana hal itu telah menjadi ijma’ umat Islam.
Kandungan arti shahadat ini adalah :
A-Kewajiban beribadah (mengabdi) kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan
B-Bara’ah (berlepas diri) dari penyembah kepada selain Allah, apapun dan siapapun dia.
Inilah hikmah (Inti tujuan ) diciptakannya Jin dan Manusia. Untuk tujuan ini pula para Rasul diutus dan kitab-kitab Ilahi diturunkan.
Sahadat ini juga mengandung :
A-Puncak (klimaks) rasa rendah dan rasa cita kepada Allah semata, dan
B-Puncak (klimaks) rasa taat dan peng- agungan kepada-Nya.
Inilah din al-Islam (agama Islam) yang Allah tidak akan menerima agama apapun selainnya baik itu dari kaum-kaum terdahulu maupun dari kaum-kaum yang datang kemudian. Karena seluruh nabi berpegang kepada din al-Islam ini dan merekapun diutus untuk menyeru menuju al-Islam , dan menuju apa yang dikandung oleh makna al-Islam itu, yaitu al-istislam (berserah diri) kepada Allah semata.
Maka orang yang berserah diri kepada Allah dan kepada selain-Nya, atau memanjatkan do’a kepada Allah dan kepada selain-Nya ia adalah musyrik, dan barang siapa yang tidak berserah diri kepada-Nya , ia berarti mustakbir, angkuh dan enggan menyembah-Nya.
Allah berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ سورة النحل الآية : 36
Artinya : “Dan sesungguhnya kami telah mengutus ke kalangan masing-masing umat seorang rasul untuk menyeru “Sembahlah (beribadahlah) kepada Alloh dan jauhilah thoghut”.
Akidah wahhabi berasaskan pada pewujudan syahadat (kesaksian) bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, dengan konsekwensi menolak segala aneka bid’ah dan khurafat serta segala yang bertentangan dengan syari’at yang dibawa Rasulullah, Muhammad 
Inilah akidah yang diyakini, dianut dan didakwahkan oleh syekh Muhammad ibn Abdul Wahhab –rahimahullah-. Barang siapa yang menisbatkan (melekatkan) kepada beliau akidah lain yang bertentangan dengan akidah diatas , berarti ia telah melakukan kedustaan dan berbuat suatudosa yang nyata serta menyatakan suatu hal yang ia tidak memiliki ilmu tentang hal itu, yang kelak akan dibalas oleh Allah sebagaimana layaknya ancaman kepada para perekayasa kedustaan dan fitnah.
Syekh Muhammad bin abdul Wahhab telah memaparkan sejumlah tulisan tetang fiqh (dalam madzhab Imam Ahmad ibn hanbal).Beliau juga menulis beberapa bahasan dan kajian yang memiliki kekhasan dalam penyuguhan, dan karya-karya tulis yang bagus seputar kalimatu-l-Ikhlas wa-t-Tawhid(لا إله إلا الله) dan arti syahadat (kesaksian) terhadap(لاإله إلا الله) serta tentang kandungan makna kalimah syahadat itu, yang diturunkan oleh al-Qur’an, as-Sunnah dan ijma’, yang tersimpul dalam dua hal :
A-Pernyataan bahwa selain Allah tidak berhak untuk disembah dan dipertuhankan.
B-Penetapan bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah dan dipertuhankan. Penyembah (ibadah\ubudiah) kepada Allah ini wajib dilakukan semurni-murninya dan sesempurna-sempurnanya, terbebas dari unsur syirik (penyekutuan) baik yang kecil maupun yang besar, baik yang nyata maupun yang samar.
Orang mengetahui karangan-karangan Syeh Muhammad ibn Abdul Wahhab dan data-data akurat tentang pikiran, dakwah dan jejak perjuangan beliau, serta mengetahui akidah yang dipegang oleh kawan seperjuangan dan murid-murid beliau, nyatalah baginya bahwa Syeikh adalah sosok yang konsisten pada aqidah pemurnian tauhid dan perjuangan membasmi bid’ah dan khurafat. Dan itulah garis para as-salaf as-shaleh dan para imam terkemuka.

SAUDI BERUSAHA MENAPAK-TILASI JEJAK SALAF
Alhamdulillah diatas garis inilah Pemerintah Saudi tegak. Para Ulama’nyapun meniti garis itu. Pemerintah Saudi tidaklah brsikap keras kecuali dalam menetang bid’ah dan khurafat yang menodai Agama Islam dan dalam mendobrak sikap ghuluw (melampaui batas dalam menjalankan agama) yang hal itu dilarang oleh Rasulullah .
Ulama’ Islam di Saudi, para ulama’ dan penguasanya sangat menghormati setiap muslim. Mereka hunjamkan di hati mereka rasa loyalitas, pembelaan, cinta dan penghargaan tinggi kepada setiap muslim dari negara dan arah manapun.
Mereka hanyalah menentang dan tidak mentolerir ulah para pendukung akidah sesat yang mengadakan aneka bid’ah dan khurafat serta peringatan hari-hari besar bid’ah. Pengadaan dan penyelenggaraan pertemuan untuk acara-acara bid’ah itu adalah termasuk hal-hal yang tidak diizinkan dan tidak dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya . Para ulama’ dan penguasa Saudi mencegah hal itu karena ia adalah termasuk amalan-amalan baru yang diada-adakan, sedangkan setiap amalan-amalan baru seluruh umat Islam diperintah mengikuti As-Sunnah, bukan diperintah mengada-adakan bid’ah , Karena agama Islam adalah sempurna dan cukup apa yang disyari’atkan Allah dan Rasul-Nya saw dan apa yang diterima sebagai ajaran as-Sunnah oleh ahlu-s-sunnah wa-l-jama’ah, yaitu para sahabat, Tabi’in dan orang-orang yang mengikuti garis mereka.
Pelarangan terhadap penyelenggaraan maulid, hal-hal yang mengandung sesuatu yang melampaui batas dalam agama (ghuluw) atau mengandung kemusyrikan dan yang serupa bukanlah tindakan yang non-Islami atau penghinaan terhadap Rasulullah saw. Akan tetapi itu justru suatu ketaatan kepada beliau dan pelaksanaan perintah beliau. Dalam kaitan ini beliau bersabda :
إيا كم والغلو في الدين فإنما أهلك من كان قبلكم الغلو في الدين
Artinya : “Jauhilah oleh kamu ghuluw (sikap berlebihan dan melampui batas) dalam agama. Sesungguhnya penyebab kehancuran kaum sebelum kamu adalah sikap ghuluw dalam agama.”
Dan beliaupun bersabda :
لاتطروني كما أطرت النصاري ابن مريم، إنما أنا عبد فقولوا عبد الله ورسوله.
artinya : “Janganlah kamu berlebihan memujiku sebagai mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji dan menyanjung (Isa) putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba. Karenanya, sebutlah (aku) : “Hamba Allah dan rasul-Nya”.


PENUTUP
Inilah yang ingin saya jelaskan dalam menyanggah makalah yang dimuat di warta mingguan IDARAT (INDIA). Kepada Allah saja kita panjatkan permohonan , semoga Dia melimpahkan taufiq-Nya kepada kita dan kepada seluruh umat Islam untuk dapat memahami agama Allah dan tetap teguh padanya. Sesungguhnya Allah Maha Pemberi Karunia,. Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam sejahtera kepada Nabi kita, muhammad , juga kepada keluarga dan para sahabat beliau.

Pimpinan Umum
Direktorat Riset,fatwa,Da’wah, Bibangan Islam
Abdul-l-Aziz bin ‘Abdullah bin Baz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar